Saturday, October 13, 2012

Tinggalkan Aku Dengan Senyuman



Di suatu pagi buta "kamu sih ngga ngasih tau aku dulu, jangan mutusin sendiri". Blaarrrr terdengar pintu dibanting ketika suami meninggalkan rumah untuk bekerja. 

Yup, didalam suatu hubungan, pertengkaran / adu argumen / perselisihan atau perbedaan pendapat pasti terjadi sesekali waktu. Karena bagaimanapun suami dan istri adalah 2 individu yang berbeda. Namun inilah dinamikanya, orang tua bilang pertengkaran kecil itu bumbu rumah tangga, agar warna-warni, agar lebih hidup. Yang perlu digarisbawahi adalah harus pandai memanage nya, bahwa cinta masih ada, tali ikatan Allah masih ada. "A little conflict make a relation more perfect" begitulah kira-kira bahasa bulenya.

Namun point yang ingin saya bicarakan adalah, jangan berpisah atau tinggalkan rumah ketika masih marah. Misal suami berangkat kerja dalam keadaan marah, istri masih menangis atau kecewa. Keadaan ini akan berpengaruh kepada hari yang akan di lalui masing-masing.  Untuk suami misalnya : tidak konsentrasi dalam perjalanan menuju tempat kerja, bisa menyebabkan kecelakaanbila menyetir sendiri, kemungkinan berwajah kusut atau bermuka masam pada rekan kerja, atasan/bawahan, klien atau pelanggan, mempengaruhi kualitas kinerja. Sedangkan untuk istri misalnya : tidak konsentrasi atau jadi malas dalam mengurus rumah, yang sedih kadang anak jadi pelampiasan kekecewaan atau amarah. Anak rewel sedikit saja bisa dibentak-bentak atau dipukul. Dan efek lain pada kedua belah fihak misalnya jadi tidak bisa khusuk dalam beribadah. 

Dan yang lebih penting lagi adalah siapa tahu ketika sedang berjauhan dalam keadaan masih saling marah, nyawa salah satu diantaranya dicabut. Karena ajal adalah salah satu rahasia. tidak tahu kapan akan menjemput. Betapa akan menyesal dan sedihnya ketika berpisah ajal saat masih belum damai. 

Dari pengalaman sangatlah  penting untuk berdamai sebelum berpisah. Usahakan minta maaf dulu, kalau memang tak cukup waktu untuk menjelaskan kesalahan, misalkan harus pergi bekerja. Dan maafkan fihak yang bersalah meski sulit, simpan dulu amarah, bicarakan ketika bertemu kembali, atau bisa menelfon saat istirahat. Biar kedua belah fihak sama-sama sedikit lega, bisa menjalani hari dengan tenang dan maksimal. Tidak ada ganjalan atau kekecewaan ketika berpisah. Bisa bersalaman atau berpelukan sebelum berpisah. Bisa saling tersenyum, siapa tahu itu senyum terakhir yang bisa kita lihat dari orang yang kita sayang. 

Semoga bermanfaat, Ingat, tersenyum ya :)

Wallahualam bissawab 

No comments:

Post a Comment