- Orang yang sengaja ingin membuat kita marah, biasanya bentuk dari ketidaksukaan kepada kita, atau bentuk protes. Misalnya rekan kerja kita, kawan atau tetangga kita. Maka instropeksi dulu sebelum memarahi, apa kita pernah berbuat salah atau menyakitinya.
- Orang yang tidak sengaja, ya kita harus memaklumi, di tegur pelan2 dan dengan bijak. Misal yang membuat kita marah itu pasangan kita, coba pikir sebelum marah, masa iya orang yang sudah rela “stuck” sama kita mau bikin kita jengkel dengan sengaja, kalau itu dilakukan dengan sengaja ya biasanya bentuk protes.
- Orang yang karena tidak tahu bikin kita marah, kita harus bersabar memberi tahu bahwa dia telah bertindak salah dan membetulkan kesalahannya. Contoh ketika anak kita yang mengacak-ngatas dompet atau tas kita. Mungkin dia melakukannya karena penasaran, karena ingin explore pengetahuan. Jadi jangan main pukul, main bentak2, apalagi keluar kata2 kasar “dasar anak bandel, anak gak patuh”. Ingat, kata itu sebagian dari do’a, jadi harus tetap hati-hati berkata ketika marah kepada anak. Tarik nafas dalam2. Posisikan diri sejajar dengan anak, tatap matanya, dan bicara dengan halus dan bijak, beri tahu anak bahwa tindakannya ini tidak baik.
Tuesday, October 30, 2012
Marah sebelum marah
Thursday, October 18, 2012
Jeweran diri
Sungguh malu bilamerasa diri lebih dari yang lain. Lebih baik, lebih cantik, lebih kaya, lebih pintar, lebih sholeh etc. apa yg ada di diri semuanya adalah amanah dan titipan. Bahkan jiwa dan raga ini. Apakah sudah menjaga dan memanfaatkan dijalan yang dicintai oleh PEMILIKnya. Pun kita tidak tau apa amal diterima atau dosa terampuni.
Sungguh lebih malu lagi bila merasa diri tidak seberuntung orang lain. Bila semua karunia yang terlimpah tidak mampu mensyukuri satu persatu dengan benar. Mulai dari nikmat waktu, nikmat sehat lahir dan batin(jiwa & Raga), nikmat anak/istri/suami/orang tua/sanak & saudara, teman/sahabat/karib, etc. dan tentu masih banyak nikmat yg tak terhitung dan tdk akan kita mampu menghitungnya.
Kadang terlalu sibuk melihat rumput tetangga, membuat lupa rumput, bunga, pohon dan tanaman yg lain punya kita sendiri. Yang kadang malah menurut orang lain lebih hijau dan subur.
********************************************************************************
Berhati hati dalam berkata kadang masih bisa membuat yg lain luka, apalagi lidah yg kurang terjaga. Pun ada pepatah bilang "mulutmu haraimau mu". maka selamatnya sodara dari mulut dan lidah kita sungguh hal yg penting untuk dijaga.
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya dan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” [HR. Bukhari] Abu Musa radhiyallahu’anhuma berkata, “Mereka (para sahabat) bertanya, Wahai Rasulullah, Islam manakah yang lebih utama?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya. “‘[HR. Bukhari]
Allah membuat lidah terbalut (dilindung) oleh tulang (gigi) dan daging (mulut), agar lebih terjaga geraknya.
Kumpulan serakan catatan kecil
- Merasa minderlah karena sedikitnya ilmu dan amal, bukan karena rendahnya status atau sedikitnya harta.
- Tinggikan semangat dalam meneguhkan iman lebih dari meninggikan semangat dalam memperbanyak deposito di bank.
- Sungguh takut bila fikiran kosong, karena ini akan membimbing kepada hati atau perasaan yang hampa, dan akhirnya khusukpun hilang. jangan tinggal dzikrullah walau sedetikpun.
- Sungguh sulit membeda antara hitam dan putih.sepertinya dunia hanya terlihat abu2 skarang ini.bekali diri dengan ilmu,iman dan takwa yg memadai.agar diri tak terlunta-lunta menjalani.
- Dimanapun kita berada, tidak penting seberapa banyak harta kita, seberapa mewah hidup kita, dan apa status kita. Yang penting seberapa banyak manfaat kita untuk orang lain dalam kebaikan, dan seberapa baik tempat dan kemewahan tersebut mendekatkan kita kepada Yang Maha memiliki semua itu.
- Kalau diri sudah merasa mampu dan hebat, bagaimana bisa menerima ilmu dan nasehat.
- Kalau belum bisa Lillahita'ala, maka akan mudah terselip rasa cemas, takut, atau kecewa.
- Berterimakasihlah pada orang yang butuh pertolonganmu, karena ia memberi kesempatan untuk beramal. dan jangan merasa memberi hutang budi, karena kamu bisa menolong juga karena pertolongan_NYA.
menyimpan kacang panjang
Dulu sering kali kalau beli kacang panjang, pasti yang separo ke buang.karena kami cuma bertiga, dan yang makan paling cuma aku sama suami (krn anakku blm bisa ngunyah dengan sempurna), maka kalau masak cuma sedikit. sedangkan beli kacang panjang ngga bisa sedikit dari Asian store. Disimpan dikulkas pun paling lama tahan seminggu, abis itu layu, atau busuk sebagian.
Alhamdulillah dapet ide abis liat frozen buncis ditoko. Akhirnya aku coba mengawetkan kacang panjang dengan cara seperti berikut
1. Cuci bersih pakai air dingin
2. Potong ujung2 nya sedikit saja
3. Potong2 kacang sesuai selera
4. Kukus setengah matang, biar vitamin gak ilang.
5. Angkat lalu siram air dingin
6. Tiriskan lalu simpan di ziploc
7. Masukkan ke freezer
Nah kalau mau dipakai tinggal dikukus lagi sebentar, atau langsung dimasukin ke sayur.
Ini pengalaman pribadi dan sudah dicoba. Namun belum nyari refetensi dari ahli masak. :-)
Smoga bermanfaat.
Sunday, October 14, 2012
Dingin, takut sakit
Saturday, October 13, 2012
Tinggalkan Aku Dengan Senyuman
Di suatu pagi buta "kamu sih ngga ngasih tau aku dulu, jangan mutusin sendiri". Blaarrrr terdengar pintu dibanting ketika suami meninggalkan rumah untuk bekerja.
Yup, didalam suatu hubungan, pertengkaran / adu argumen / perselisihan atau perbedaan pendapat pasti terjadi sesekali waktu. Karena bagaimanapun suami dan istri adalah 2 individu yang berbeda. Namun inilah dinamikanya, orang tua bilang pertengkaran kecil itu bumbu rumah tangga, agar warna-warni, agar lebih hidup. Yang perlu digarisbawahi adalah harus pandai memanage nya, bahwa cinta masih ada, tali ikatan Allah masih ada. "A little conflict make a relation more perfect" begitulah kira-kira bahasa bulenya.
Namun point yang ingin saya bicarakan adalah, jangan berpisah atau tinggalkan rumah ketika masih marah. Misal suami berangkat kerja dalam keadaan marah, istri masih menangis atau kecewa. Keadaan ini akan berpengaruh kepada hari yang akan di lalui masing-masing. Untuk suami misalnya : tidak konsentrasi dalam perjalanan menuju tempat kerja, bisa menyebabkan kecelakaanbila menyetir sendiri, kemungkinan berwajah kusut atau bermuka masam pada rekan kerja, atasan/bawahan, klien atau pelanggan, mempengaruhi kualitas kinerja. Sedangkan untuk istri misalnya : tidak konsentrasi atau jadi malas dalam mengurus rumah, yang sedih kadang anak jadi pelampiasan kekecewaan atau amarah. Anak rewel sedikit saja bisa dibentak-bentak atau dipukul. Dan efek lain pada kedua belah fihak misalnya jadi tidak bisa khusuk dalam beribadah.
Dan yang lebih penting lagi adalah siapa tahu ketika sedang berjauhan dalam keadaan masih saling marah, nyawa salah satu diantaranya dicabut. Karena ajal adalah salah satu rahasia. tidak tahu kapan akan menjemput. Betapa akan menyesal dan sedihnya ketika berpisah ajal saat masih belum damai.
Dari pengalaman sangatlah penting untuk berdamai sebelum berpisah. Usahakan minta maaf dulu, kalau memang tak cukup waktu untuk menjelaskan kesalahan, misalkan harus pergi bekerja. Dan maafkan fihak yang bersalah meski sulit, simpan dulu amarah, bicarakan ketika bertemu kembali, atau bisa menelfon saat istirahat. Biar kedua belah fihak sama-sama sedikit lega, bisa menjalani hari dengan tenang dan maksimal. Tidak ada ganjalan atau kekecewaan ketika berpisah. Bisa bersalaman atau berpelukan sebelum berpisah. Bisa saling tersenyum, siapa tahu itu senyum terakhir yang bisa kita lihat dari orang yang kita sayang.
Semoga bermanfaat, Ingat, tersenyum ya :)
Wallahualam bissawab
Tajwid Vs Tafsir
Wednesday, October 10, 2012
note from 2006
Aku Rakus
Beginilah hidup
Manusia menangis tidak selalu karna mereka sedih, manusia tersenyum ato tertawa bukan selalu karena senang, orang bertindak bukan selalu karna keinginan hatinya, manusia berbuat jahat belum tentu dari nalurinya. berpuluh2 ribu makna akan ekspresi ataupun tindakan yang manusia lakukan, hanya hatinya dan Tuhan saja yang yang tau pasti.
Manusia menangis, untuk melegakan hatinya yang sedang sakit, untuk ekspresi rasa harunya; rasa kesalnya;luapan kegembiraan dll. namun kadang manusia mengganti tangisnya dengan senyum. karena senyum mungkin terlihat lebih dewasa dan terhormat. Senyum menggambarkan keceriaan dan ketegaran. walaupun mulut tersenyum kadang hati menangis terisis.Tuhan mungkin lebih senang kalo hambanya tersenyum daripada menangis. Dan menangislah hanya untuk Tuhan mu. Karna menangis untuk hamba-Nya adalah sia-sia.
Balas dendam dan menangis tidak akan membuat keaadaan lebih baik ato mencegah apa yang sudah terjadi tak terjadi. Keduanya akan menambah sakit hati kita, akan menimbulkan masalah ato kejahatan baru. Sayangilah semua, dengan tulus dan dengan senyum.
Otakku bilang hidup itu indah, hidup itu cuma sebentar, berbuat baiklah.
Salah
Maksimal iseng
sudahkah kita mencintai dengan maksimal?..
orang2 terdekat kita, paling enggak. Anak kita : berapa kali kita cium dan kita peluk anak kita, apakah kita sudah bener2 mendidiknya, membekalinya hal2 yg diperlukan dia ketika dia nanti dewasa. Apakah kita memandikan dan menyuapinya dengan ikhlas?...ketika dia merengek atau membuat kita kesal, kita bisa sabar menanggapinya, kalo kita marah, marah kita karena cinta.
apakah kita sudah menjadi istri yg maksimal untuk suami?..mengerti keadaannya, paling ngga kita tidak menuntut yang macem2 ke dia, bisa jadi tempat curhat kalo dia ada masalah. menyiapkan kebutuhannya. menjaga harta dan kepercayaannya?
sudahkah kita bekerja dengan maksimal?
bekerja bukan hanya semata-mata mencari uang, tapi juga untuk beribadah memenuhi kebutuhan keluarga. tapi kadang kita bermalas-malasan ditempat kerja atau seenak kita, kadang bos kita fleksibel tapi kita malah memanfaatkan dengan bermalas-malas. kita digaji karena kita melakukan sesuatu. jika kita tidak melakukan amanah bos dengan benar2 sungguh2 dan menggunakan seluruh kemampuan kita dengan maksimal, apa kita layak menerima gajinya?..apa kita tidak takut rejeki kita tidak berkah?..istilah kasarnya kita mau uangnya tapi males kerjanya...
sudahkah kita belajar dengan maksimal?
sudahkah kita bener2 meluangkan walau hanya sedikit waktu untuk belajar. paling tidak sehari minimal satu pengetahuan baru, dan mengamalkannya. belajar tidak mengenal usia. mungkin kita sudah berkeluarga, tanggung jawab kita lebih, kita makin sibuk, banyak yg kita urus. tapi semua itu bukan alasan untuk tidak belajar meski hanya satu hal baru. apakah kita sudah bener2 dengan maksimal mengusahakanuntuk belajar?
sudahkah kita bersyukur dengan maksimal?
bersyukur tidak cukup hanya dengan diucap dibibir saja. kita harus mewujudkan dengan tindakkan. contohnya bersyukur dengan nikmat waktu dan sehat, maka jangan sia-siakan dengan hal2 yg kurang bermanfaat seperti tidur berkepanjangan.
sudahkah kita beribadah dengan maksimal?
ini yang menurutku yang paling penting. beribadah menyembah yang memberikankita segala nikmat. karena sebenernya itu tugas utama kita sebagai makhluk_Nya, yaitu menghamba menyembahnya. sudahkah kita bener2 berusaha bangun untuk sholat malem, sudahkah kita selalu mengusahakan untuk sholat ontime, sudahkah kita menyisihkan paling tidak sedikit waktu dalam sehari untuk belajar ilmu agama atau usaha menebalkan iman kita.sudahkah kita sudah kahkita berusaha khusuk dalam sholat
hidup hanya sekali, jangan menyesal dikemudian hari. lakukan segala sesuatu dengan maksimal sepenuh hati. kalo orang bule bilang"live your life to the fullest". orang yang belum menghidupkan hidupnya dengan maksimal berarti belum bener2 hidup, atau bisa kita bilang orang yang merugi. jadi mari kita bersugguh-sungguh untuk hidup yang sekali kalinya ini. tapi jangan memaksimalkan iseng yah...hehehehe
Catatan seorang murid
Radhiitu bil laahi rab ba; wabil islaamidiina wabi Muhammadin Nabiy yaw warasuula; rab bi zidnii 'ilma, war zuq nii fah ma, aamiin.
Guru kita megajarkan setiap akan belajar untuk membaca doa tersebut, walaupun waktu itu belum faham benar apa artinya. Kita juga sering mengajarkan adek kita ataupun anak kita sebelum belajar paling tidak untuk membaca Bismillah...dengan nama Allah, tetapi apa kita sudah bener meresapi..mengapa membaca doa tersebut, apa tujuannya, karena keseringan kita berdoa hanya dibibir, ngga sampai ke hati.
Padahal kalau kita mau merenungi bahwa semua ilmu itu bersumber dari Allah Yang Maha Tahu, Allah yang mengajari manusia, kita tidak tahu apa2, walaupun Albert Einstein, Alexander Graham Bell, Thomas Alva Edison, dan semua penemu ilmu apa saja, Allah pemilik segala ilmu yang memberikannya kepada mereka.
Kalau kita sadar dengan sepenuh hati, apa saja yang akan kita pelajari,apa saja yang akan kita baca itu bersumber dari Allah,kita akan bisa menghargai segala bentuk ilmu, dan kita tidak akan mendzolimi (menyia-nyiakannya) ilmu yg kita dapat. Akan bisa tersimpan dihati, karena kita belajar dengan hati juga, bukan cuma fikiran, dan bisa mengamalkan, membagi atau mentransfernya kepada orang lain, tidak sia-sia atau lewat di pikiran kita saja, atau hanya tersimpan rapi dicatatan kita. Dan kita pun tidak akan sombong, atau sok pintar sok tahu. Kita bisa berendah hati dalam mengamalkannya, tanpa ada riya' dihati kita.
Jadi mari kita ingat dalam hati, bahwa semua ilmu itu bersumber dari Allah, Inshaallah kita bisa serius dan terus bersemangat untuk menimba ilmu Allah yang Maha Luas, yang tak terhitung. Mengamalkannya dan Mengajarkannya kepada orang lain. Bismillah
Musabahah Ku
Telingaku mendengar hal yg seharusnya tdk aku dengar, merekam hal-hal yg tidak perlu aku tahu. Mulutku berbicara hal-hal yg harusnya aku tidak bicarakan, menilai orang semaunya.
Astagfirullah...aku sendiri makluk yg jauh dari sempurna, banyk salah disana-sini, bukan seharusnya aku membicarakan atau menilai orang semauku, orang bertindak tentu sudah berfikir, sifat dan perilaku orang berbeda-beda, jikalau ada yg tidak aku suka atau tdk sesuai dengan pemikiranku blm tentu mreka salah, belum tentu mreka jelek, aku tdk punya hak apa2. slama mreka tdk menyakitiku atau slama tingkah laku mreka tdk menyalahi aturan hukum atau agama, tidak seharusnya aku menggunjingkan mreka.
Sungguh aku merugi, karunia waktu yg diberi tdk ku gunakan untuk instropeksi diri atau beribadah mengabdi, aku sibuk memikirkan kesalahan dan kekurangan orang lain sehingga aku lupa bahwa aku manusia penuh dosa, semoga tidak terlambat untuk bertobat.
Di hari pembalasan nanti semua akan dimintai pertanggungjawaban, semua anggota tubuh akan mengaku sendiri2, dosa2 apa yg telah diperbuat mereka.
Setiap manusia unik, aku harus menghargai mereka, jikalau aku mencela mereka, sama halnya aku mencela pencipta mreka ( Allah SWT ), mungkin jika sisa hidupku ku gunakan untuk bertobat belum tentu cukup, karena aku tidak tau bisa jadi aku mati besok pagi.
Beranikah aku untuk meminta maaf dan mengakui ke semua orang yg pernah ku bicarakan?...Ya Robbi tolonglah hamba.