Wednesday, September 26, 2012

Indah bila mengerti




Bismillahirrahmannirrahim. Nasehat untuk diri yang ku toreh disini.

Kalo hidup memberimu lemon, ya cari gula dan tambah air, jadi deh lemonade, yang segar untuk hari yang panas (saduran dari ungkapan di buku La Tahzan)

Kalo nasi sudah jadi bubur, ya cari caque, tambah bawang goreng sama kuah, jadi deh bubur ayam yang lezat untuk sarapan. ( dari salah satu tausiahnya Aa Gym)

Yup, kadang dalam perjalanan hidup, kita menemui berbagai masalah yang membuat hidup berat dan terasa asam. Atau kadang kita berbuat sesuatu yang membuat kita menyesal. Itu semua wajar. Itu sudah menjadi bagian indah menjadi manusia. Yang terpenting adalah kita jangan terlarut dalam masalah atau penyesalan. Kita ambil hikmah, pelajaran dan sisi positif dari nya. 

Kadang2, masalah2 tersebut sengaja didatangkan Allah untuk kita sebagai wujud cinta-Nya kepada kita, karena keseringan kalo pas ada masalah saja kita mendekatkan diri kepada Allah. Pas ada masalah kita akan tambah amalan ibadah kita, kita tambah sholat kita, puasa kita, sedekah kita, ataupun bacaan qur'an kita. Dan setelah masalah itu selesei, kita nyantai lagi. Yang penting wajib sudah dijalankan ya sudah beres, bahkan kadang sudah ngga terlalu khusuk lagi. Nah kita akan mendekat lagi kalo masalah datang lagi. Kok, kalau butuh saja baru datang. Coba kalau teman kita seperti itu, mereka datang ke kita kalau ada perlunya, tentu kita sedih atau marah kan. Tetapi Allah Maha penyayang Maha pengampun, Allah justru akan mengingatkan kita lagi agar kita terus kembali kepada_Nya. 

Dan juga, segala kejadian di dunia ini sudah tergaris dan tertulis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah qalam (pena). Allah berfirman kepada qalam tersebut, “Tulislah”. Kemudian qalam berkata, “Wahai Rabbku, apa yang akan aku tulis?” Allah berfirman, “Tulislah takdir segala sesuatu yang terjadi hingga hari kiamat.” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud). Dari artikel Memahami Takdir Ilahi — Muslim.Or.Id by null. Jadi setiap masalah yang datang itupun sudah tergaris, dan itu bisa jadi cara Allah memberikan pemahaman kepada kita. Jadi tugas kita hanyalah berpandai-pandai menjadikan setiap masalah sebagai alat untuk mendekatkan diri pada _NYA.

Bila, kita sudah terlanjur berbuat sesuatu yang seharusnya tidak kita perbuat. Seperti kita punya masa lalu yang suram, atau ketika kita merasa terlanjur membuat diri masuk dalam situasi yang tidak menguntungkan, maka bagaimana kita menjadikannya pelajaran buat kita, buat anak cucu kita, jangan sampai sesal yang kita alamai terjadi pada anak cucu keturunan kita. 
Sebagai contoh waktu muda kita banyak bersantai atau berhura-hura, tidak memanfaatkan waktu muda ( yang kita masih penuh semangat dan tenaga juda belum banyak beban tanggungjawab), untuk mengumpulkan bekal masa sekarang, sehingga sesal baru terasa. Misal, mengapa dulu aku sekolah ngga serius ya, mangapa aku ngga belajar baca qur'an dari dulu ya, mengapa aku tidak belajar ilmu agama dari waktu muda dulu ya. Sekarang sudah berumahtangga, sudah ada tanggung jawab istri/ suami dan anak2 sehingga mungkin waktu tidak seluang saat masih sendiri. Kalau bisa ini jangan sampai terjadi pada anak cucu kita. 

Bila kita merasa pada situasi yang kurang menguntungkan, misalnya tempat kerja yang kurang kondusif, entah merasa bos tidak adil, atau perusahaan tidak berkembang, rekan kerja yang sikut sana sikut sini, sudah tidak di indahkan lagi Sariah di dalamnya ; ataupun bila kita merasa Rumah tangga kita kurang harmonis, kurang bahagia. Suami yang belum bisa jadi imam, istri yang belum mau maksimal mengurus anak dan rumah, atau anak2 yang susah diatur. Sebaiknya kita tetep berfikir positif sebagai penyemangat kita, seperti ungakapan Salim A Fillah dalam salah satu tweet nya : Kadang terasa betapa gelap segala disekitar diri, sesekali lalu kita harus curiga mungkin kitalah yang dikirim Allah sebagai cahaya. Ini bukan bermaksud meng Ge Er kan diri atau merasa diri lebih baik dari orang disekitar kita, ini adalah pikiran percaya diri positif, mungkin kita lah yang punya ide2 untuk pembaharuan tempat kerja kita. Mungkin pasangan dan keluarga kita butuh kita untuk menjadikan rumah tangga kita bercahaya. 

Jadi kalo hidup terasa asam, atau nasi kita terlanjur jadi bubur, mari berfikiran positif mari bangkit membuatnya jadi indah bermakna dan bermanfaat. Jadikan ini ladang amal ibadah meraih Ridho dan Cinta NYA. SEMANGAT. Bismillah. Allahuakbar