Bismillahirrahmannirrahim.
Nasehat untuk diri yang ku toreh disini.
Kalo hidup memberimu lemon, ya cari gula dan tambah air, jadi
deh lemonade, yang segar untuk hari yang panas (saduran dari ungkapan di buku
La Tahzan)
Kalo nasi sudah jadi bubur, ya cari caque, tambah bawang goreng
sama kuah, jadi deh bubur ayam yang lezat untuk sarapan. ( dari salah satu
tausiahnya Aa Gym)
Yup, kadang dalam perjalanan hidup, kita menemui berbagai
masalah yang membuat hidup berat dan terasa asam. Atau kadang kita berbuat
sesuatu yang membuat kita menyesal. Itu semua wajar. Itu sudah menjadi bagian
indah menjadi manusia. Yang terpenting adalah kita jangan terlarut dalam
masalah atau penyesalan. Kita ambil hikmah, pelajaran dan sisi positif dari
nya.
Kadang2, masalah2 tersebut sengaja didatangkan Allah untuk kita
sebagai wujud cinta-Nya kepada kita, karena keseringan kalo pas ada masalah
saja kita mendekatkan diri kepada Allah. Pas ada masalah kita akan tambah
amalan ibadah kita, kita tambah sholat kita, puasa kita, sedekah kita, ataupun
bacaan qur'an kita. Dan setelah masalah itu selesei, kita nyantai lagi. Yang
penting wajib sudah dijalankan ya sudah beres, bahkan kadang sudah ngga terlalu
khusuk lagi. Nah kita akan mendekat lagi kalo masalah datang lagi. Kok, kalau
butuh saja baru datang. Coba kalau teman kita seperti itu, mereka datang ke
kita kalau ada perlunya, tentu kita sedih atau marah kan. Tetapi Allah Maha
penyayang Maha pengampun, Allah justru akan mengingatkan kita lagi agar kita
terus kembali kepada_Nya.
Dan juga, segala kejadian di dunia ini sudah tergaris dan
tertulis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah qalam
(pena). Allah berfirman kepada qalam tersebut, “Tulislah”. Kemudian qalam
berkata, “Wahai Rabbku, apa yang akan aku tulis?” Allah berfirman,
“Tulislah takdir segala sesuatu yang terjadi hingga hari kiamat.”
(HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh
Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud). Dari
artikel Memahami Takdir Ilahi — Muslim.Or.Id by null.
Jadi setiap masalah yang datang itupun sudah tergaris, dan itu bisa jadi cara
Allah memberikan pemahaman kepada kita. Jadi tugas kita hanyalah
berpandai-pandai menjadikan setiap masalah sebagai alat untuk mendekatkan diri
pada _NYA.
Bila, kita sudah terlanjur berbuat sesuatu yang seharusnya tidak
kita perbuat. Seperti kita punya masa lalu yang suram, atau ketika kita merasa
terlanjur membuat diri masuk dalam situasi yang tidak menguntungkan, maka
bagaimana kita menjadikannya pelajaran buat kita, buat anak cucu kita, jangan
sampai sesal yang kita alamai terjadi pada anak cucu keturunan kita.
Sebagai contoh waktu muda kita banyak bersantai atau
berhura-hura, tidak memanfaatkan waktu muda ( yang kita masih penuh semangat
dan tenaga juda belum banyak beban tanggungjawab), untuk mengumpulkan bekal
masa sekarang, sehingga sesal baru terasa. Misal, mengapa dulu aku sekolah ngga
serius ya, mangapa aku ngga belajar baca qur'an dari dulu ya, mengapa aku tidak
belajar ilmu agama dari waktu muda dulu ya. Sekarang sudah berumahtangga, sudah
ada tanggung jawab istri/ suami dan anak2 sehingga mungkin waktu tidak seluang
saat masih sendiri. Kalau bisa ini jangan sampai terjadi pada anak cucu
kita.
Bila kita merasa pada situasi yang kurang menguntungkan,
misalnya tempat kerja yang kurang kondusif, entah merasa bos tidak adil, atau
perusahaan tidak berkembang, rekan kerja yang sikut sana sikut sini, sudah
tidak di indahkan lagi Sariah di dalamnya ; ataupun bila kita merasa Rumah
tangga kita kurang harmonis, kurang bahagia. Suami yang belum bisa jadi imam,
istri yang belum mau maksimal mengurus anak dan rumah, atau anak2 yang susah
diatur. Sebaiknya kita tetep berfikir positif sebagai penyemangat kita, seperti
ungakapan Salim A Fillah dalam salah satu tweet nya : Kadang terasa
betapa gelap segala disekitar diri, sesekali lalu kita harus curiga mungkin
kitalah yang dikirim Allah sebagai cahaya. Ini bukan bermaksud
meng Ge Er kan diri atau merasa diri lebih baik dari orang disekitar kita, ini
adalah pikiran percaya diri positif, mungkin kita lah yang punya ide2 untuk
pembaharuan tempat kerja kita. Mungkin pasangan dan keluarga kita butuh kita
untuk menjadikan rumah tangga kita bercahaya.
Jadi kalo hidup terasa asam, atau nasi kita terlanjur jadi
bubur, mari berfikiran positif mari bangkit membuatnya jadi indah bermakna dan
bermanfaat. Jadikan ini ladang amal ibadah meraih Ridho dan Cinta NYA.
SEMANGAT. Bismillah. Allahuakbar