Maem yuk nak
Bener-bener sedih banget rasanya, kalau anak
kita susah makan. Seperti punya hutang yg kita tak mampu bayar. Kata salah satu
sahabatku kalau anak sudah mau makan rasa senangnya lebih dari mendapat
sebongkah emas. Yup…itu dilemaku saat ini.dan aku yakin banyak sekali ibu2
diluar sana yang mempunyai masalah yang sama. Mempunyai anak yang termasuk
picky eater.
Tapi kata salah satu teman yg laen, lidah
balita masih begitu sederhana, belum bisa makan makanan yg berbumbu kuat, jadi
harus yg mild, atau kalau mau mencoba menyuapi sesuatu yang baru harus
bersabar, harus beberapa kali mencoba, jangan sekali coba anak tidak mau
memakannya, trus menyimpulkan bahwa anak tidak suka. Padahal belum tentu,
mungkin teksturnya yg nggak cocok di lidahnya atau rasanya terlalu kuat.
Kalau kataku, waduh nak..nak..tinggal makan aja
kok susah, ibumu ini maunya makan terus, tapi harus perhatin berat badan..huuufffttt.
Sekitar sebulan yg lalu anakku harus dicek darahnya, apakah dia mempunyai cukup
kandungan zat besi didalam darahnya. Ini sudah standar disini, setelah anak
berusia 1 tahun harus dicek kandungan zat besi didalam darahnya. Karena usia 2
tahun pertama adalah masa perkembangan kognitif yg sangat pesat, dan zat besi
adalah pendukung perkembangan itu, juga kalau anak kurang zat besi maka ia akan
sering lemes, rewel, maunya tidur saja dan kurang beraktivitas sehingga
menghambat kemampuannya untuk meng-explore dunia disekitarnya. Padahal masa2
ini masa yg sangat aktif, baru bisa berjalan, sedang belajar berbicara, dan
rasa ingin tau yg sangat besar terhadap sesuatu yang baru dilihatnya.
Hasil dari tes darah anakku bikin aku agak
sedih, ternyata dia anemic. Waduh puyeng aku. Padahal aku memberikan sayuran
hijau paling tidak 2x sehari. Dan juga aku juga memberinya multivitamin yg
mengandung iron. Tapi kok masih kurang. Jadi dokternya memberi resep iron drop,
dia harus minum 2ml perhari, padahal pas aku baca di bungkus obatnya, dosis
biasa adalah 1ml perhari. Waduh anakku parah banget ya?...itu ketakutanku.
Dokternya juga bilang bahwa aku harus mengurangi asupan susunya.Atau mungkin
aku terlalu banyak ngasih dia cottege cheese ya? Habis dia suka banget, jadi
setiap ngasih makan aku kasih cheesenya. Aku jadi bingung, kalau dia mau minum
susu sapi yang galonan 4oz saja dalam sehari aku sudah syukur banget, dia juga
tidak suka susu formula kemarin terakhir tak kasih dia mau muntah, tapi dia
masih dapet ASI dari aku. Walaupun memberikan ASI pada usianya dianggap aneh
oleh orang bule. Bahkan dokter dia kaget pas aku bilang aku masih ngasih
ASI.Disini ngasih ASI sampai usia 1 tahun itu sudah dianggap ibu cap jempol.
Karena yg paling penting Cuma sampai usia 6 bulan. Tapi menurut mereka, setelah
usia anak satu tahun ibu tidak bisa memberikan asupan zat gizi yg banyak lagi,
sedangkan anak membutuhkan lebih dari itu. Dan anak sudah makan makanan biasa
paling tidak dari usia 6 bulan. Aku masih ngikut aliran tanah air untuk soal
ASI, hehehe,ngga tau kapan mau misahin anakku dari ASI. Tapi paling tidak
sampai umur 18 bulan.
Susu mengandung kalsium yg sangat tinggi,
dimana bisa membuat tubuh susah menyerap zat besi. Akan tetapi kalsium sangat
bagus buat pertumbuhan tulang dan gigi, dan juga kalsium membantu tubuh
menyerap zat gizi.
Nah…puyeng aku, dia butuh zat besi karena
ternyata dia kekurangan dan untuk perkembangan kognitifnya, dan dia jg butuh
kalsium buat pertumbuhannya. Gimana dunk. Aku melakukan sedikit riset lewat
mbak google tentang kontradiksi antara zat besi dan kalsium. Kalau pemberian
keduannya berjarak paling ngga 2 jam, kemungkinan mereka tidak bertengkar
didalam tubuh. Jadi sekarang aku harus melakukan banyak riset buat
makanan apa saja yg tinggi akan kalsium dan makanan apa saja yg tinggi
kandungan zat besinya. Dan mencoba memberi jarak pemberiannya kepada anakku.
Tapi aku masih ragu, harus banyak melakukan
riset lagi. Walaupun makan terlihat seperti pekerjaan yg sangat mudah tapi juga
harus tau ilmunya, kalo tidak tubuh tidak bisa menyerap zat gizi dengan baik.
Dan akibatnya???? Silahkan jawab sendiri.. ;)
No comments:
Post a Comment