Saturday, October 13, 2012

Tajwid Vs Tafsir



Pentingkah belajar tajwid? Pertanyaan ini akan muncul bagi murid tajwid pemula seperti saya. Apalagi karena faktor usia dan faktor mother tongue yang berbeda dengan orang arab, membuat belajar tajwid sedikit sulit. Akhirnya banyak orang yang mencari alibi bahwa yang pentingkan tau artinya, yang pentingkan tau tafsirnya Al-Qur’an. Apa gunanya bisa baca tapi tidak mengerti isinya. Banyak juga dari cerita dari teman2 yang punya teman yang bisa berbahasa arab (orang arab), orang arab terheran heran ketika melihat kita bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil, namun tidak tau apa isinya.

Kita yang lahir dan besar di di Indonesia, belajar mengaji sudah dibudayakan bahkan sebelum masuk sekolah dasar. Tapi belajarnya mungkin belum serius. Bisa baca Al-Qur’an tapi belum lancar, mengetahui dasar2 ilmu tajwid namun mengeluarkan makhroj dengan benar belum bisa, atau panjang pendeknya belum tepat. Merasa putus asa akhirnyapun terselip pemikiran *ya sudahlah yang penting bisa baca artinya*  
Nah, apakah memang belajar tajwid itu penting. Mana yang harus didahulukan, belajar tajwid atau belajar ilmu tafsir. Apalagi kalau mau buru2 karena merasa sudah tua, merasa kesulitan, merasa sangat sibuk dengan urusan lain, atau malu *masa sudah tua belum bisa mengaji*. 

Banyak orang menjadi mualaf tersebab membaca tafsir Al-Qur’an. Mereka memahami isinya, kemudian merasai hebatnya kalam Allah ini, sehingga terketuk hati untuk masuk Islam. Yang ini beda kasus dengan kita yang lahir di lingkungan atau keluarga muslimin. Yang sudah mendapatkan nikmat itu, tidak perlu mencari. Atau pasangan yang mempunyai istri/suami mualaf, mau mengajarkan Al-Qur’an dari huruf hijayah dan hukum2 tajwidnya bisa menjadi tantangan yang luar biasa. Bisa2 mereka takut, susah amat sih Islam, musti belajar kaya ginian, bisa2 mereka lari ketakutan.

Keutamaan Al-Qur’an. Sebagai landasan hidup umat manusia (bukan hanya umat Islam) memiliki keistimewaan dibanding dengan kitab yang lain. Landasan hidup disini karena Al-Qur’an memuat semua hukum dan aturan yang dibutuhkan manusia. Mulai tata cara memerintah negara sampai hal hal kecil seperti adab ke kamar mandi. Beberapa keistimewaan Al-Qur’an :
a.       Saat Tilawah/membacanya
Dianjurkan untuk dibaca setiap hari, dinilai ibadah saat membacanya dan pahalanya tidak dihitung perayat atau per kata melainkan perhuruf. Seperti yang dijelaskan dalam hadist “Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf” (HR Attirmidzi)
b.      Saat Mentadaburi / merenungkannya
Mampu menggerakkan kemajuan kehidupan kita saat selalu dibaca dan ditadaburi makna yang terkandung dalam setiap ayatnya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. 38:29 “Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamupenuh dengan berkah supaya mereka mentadaburkan ayat-ayatNyadan supaya menjadi peringatan bagi orang-orang yang berakal
c.       Saat Menghafalnya
Mampu menghafal Al-Qur’an adalah salah satu cirikhas orang2 yang diberi ilmu, juga sebagai salah satu tolok ukur keimanan hati seseorang. Allah SWT berfirman “Sebenarnya Alqur’an itu adalah ayat2 yang jelas didalam dada2 orang yang diberi ilmu, dan tidaklah mengingkari ayat2 Kami kecuali orang2 yang dzolim” QS. 29:49
Rosulullah Saw bersabda “Sesungguhnya orang yang didalam dadanya tidak terdapat sebagian dari pada ayat Alqur’an, bagaikan rumah yang tidak berpenghuni

Dan beberapa keutamaan Alqur’an yang lain bisa dilihat pada link berikut http://almanhaj.or.id/content/2824/slash/0/keistimewaan-keistimewaan-al-quran/

No comments:

Post a Comment