Sunday, December 7, 2014

Huruf Mufakhomah dan Huruf Muroqoqoh

Bissmillahirrohmannirrohim

Dulu waktu kecil ketika belajar ngaji, taunya huruf hijayah itu ya alif ba taa dan seterusnya begitu saja. tidak pernah mengenal istilah huruf tebal (mufakhom) atau huruf tipis (muroqoq). Iya, dulu yang penting bisa mengucap hurufnya sudah beres. bahkan tidak tahu apa itu makroorijul huruf atau sifatul huruf (sampai sekarang masih berjuang untuk memahami sifatul huruf).

Sebenernya mengapa kita perlu faham soal huruf hijayah? Menurut saya pribadi, bila faham ternyata akan lebih mudah untuk mengeluarkan huruf-huruf hijayah tersebut dengan benar. Sebagai contoh, seringnya dulu saya mengira huruf dal dan dzal itu hampir sama. sehingga saya kadang berfikir, aah apa sih bedanya kalo ngucapinnya sama. dal lebih mudah di ucap daripada dzal. ternyata setelah belajar tajwid baru tahu, bahwa Dal dan Dzal harus diucapkan sesuai makhroojnya, kalo tidak bisa merubah arti.

Kembali pada huruf mufakhom dan muroqoq. Pertama kali mendengar istilah mufakhom bisa juga disebut tafkhim, dan muroqoq bisa juga disebut tarqiq, ketika saya bergabung dengan grup tahsin IMSA sister. Ketika kita membahas huruf Ro'. Namun ketika saya ikut mengaji di mesjid dekat tempat saya tinggal, saya belajar sesuatu yang berbeda lagi. Hari pertama saya ikut ngaji, si ustadzah "mengetes" seberapa saya tahu soal tajwid (padahal udah merasa PD kalo saya tahu banyak), beliau langsung tanya apakah huruf Nun itu termasuk huruf mufakhom apa muroqoq. Saya hanya menggeleng. seumur-umur saya belum pernah mendengar istilah ini. Lalu beliau menjelaskan :

Huruf Mufakhomah itu adalah huruf tebal. Huruf yang cara pengucapannya dengan mengangkat pangkal lidah, membuat lidah bagian tengah seperti cekung ke bawah. Huruf 2 tersebut adalah : Kho, Ghoin, Shod, Dhod, Dzho, Tho, Qof. dan Ro (ada ketentuan tersendiri buat Ro, InshaaAlloh saya akan buat bab tersendiri). Dan Juga huruf Lam pada lafadz Alloh.

Sedangkan Huruf Muroqoqoh adalah huruf tipis. Cara pengucappannya dengan membuat lidah kita datar, tidak mengangkat pangkal lidah ataupun membuat cekungan kebawah. Huruf-huruf selain huruf mufakhom akan masuk pada huruf muroqoq.

Teman sekelas saya berasal dari beberapa negara : Syiria, Mesir, Palestina, Afganistan, Pakistan, Arab Saudi, Somalia, dan gurunya sendiri asli Alzajair. Dari 7 orang (termasuk saya) hanya 3 orang yang cara pengucapan huruf Ro nya sama. Itu untuk satu huruf. Dan lain huruf, beberapa dari kami ada perbedaan juga. Ada yang bener2 beda satu sama lain (cara mengucap huruf), ada hanya beda tipis saja. Perbedaan ini timbul karena basic tilawah masing2 negara kadang berbeda. seperti teman yang berasal dari Somali, sepertinya basic beliau kalau ngga riwayat Duri, ya wars saya gak tau pasti. Cara beliau tilawah seperti orang "ndleming" kalo bahasa jawanya. Jadi huruf2 hijayah tidak keluar sempurna, seperti berenang dimulut begitu istilah guru kami. Dan guru kami sendiri basic beliau dari riwayat wars.

Memang riwayat tilawah ada banyak (ada 10 InshaaAlloh), dan dari masing2 riwayat masih ada lagi cabangnya. seperti yang saya pelajari adalah riwayat hafs, dan ternyata riwayat hafs sendiri ada 10 cabang (Target terakhir InshaaAlloh pengen tahu macam2 riwayat).

Catatan penting dari saya (dari pengalaman pribadi), belajar qur'an memang harus "one on one" alias bertatap muka dengan guru langsung. Jadi langsung bisa dikoreksi saat itu juga. Dan kalo bisa belajar dari berbagai sumber, karena guru yang satu dan guru yang lain akan menambah wawasan kita, akan semakin banyak yang mengoreksi cara ngaji kita. Karena telinga satu orang dengan yang lain berbeda. Namun memang harus bertahap. Jangan dalam satu kali belajar ngaji (baca qur'an) ke beberapa guru. Belajar kepada satu guru sampai bagus. Kemudian belajar ketempat lain untuk tambahan.

Dan, memang belajar huruf hijaiyah yang jauh dari lidah kita, butuh waktu butuh proses. Harus sabar. memang untuk sekedar bisa membaca tidak lama. tapi untuk bisa menyelami dalamnya, nikmatnya tilawah, dibutuhkan beberapa waktu. Saya sendiri sudah "agak memaksa diri untuk fokus" belajar tajwid sekitar 3tahun terakhir. Sampai saat itu saya belum faham benar dengan sifatul huruf.

Bukan saya mau mengendorkan semangat pembaca, ingat belajar qur'an itu pahala dan barookahnya banyak. saya tidak akan membahas disini. mungkin lain waktu atau silahkan tanya dengan mbah google.

"Hanya Alloh yang Maha Tahu dan sumber segala ilmu"

No comments:

Post a Comment