Monday, December 15, 2014

Bukan pelajaran sejarah

Bismillah

Dulu, sekarang kadang-kadang juga masih, ketika membaca terjemahan Al-Qur'an, atau ketika mendengarkan tafsir Al-Qur'an, atau ketika mendengarkan Siroh Nabawiyah, atau ketika mendengarkan kisah-kisah nabi dan kaum terdahulu, masih terkesan seperti mendengarkan dongeng. Atau terasa seperti belajar pelajaran sejarah.

Mengapa masih sulit mengambil contoh, masih sulit mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut. Kadang belajar kisah-kisah karena agar bisa mencerikatan kembali ke anak-anak. Atau bila sedang ngobrol sama rekan bisa menyisipkan kisah-kisah Nabi, agar terkesan lebih religius (Astagfirrulloh). Atau ketika halaqoh atau ada forum debat bisa mengeluarkan kisah-kisah sebagai landasan debat. Tapi tidak mencontoh Perilaku atau tindakan-tindakan Nabi. Tidak mengambil manfaat.  

Mempercayai isi kandungan Al-qur'an seluruhnya, seutuhnya, bukan hanya tentang hukum-hukum saja, adalah bagian dari percaya Al-Qur'an sebagai bagian rukun iman, iman kepada kitab. Demikian juga mempercayai kisah-kisah nabi dan mampu mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut adalah juga bagian dari percaya pada rukun iman, Iman kepada Rosul. Untuk percaya, berarti tidak hanya sebatas mengetahui sebagai pengetahuan, tetapi mengambil pelajaran dan mempraktekkannya.

Ya, semoga dipermudah memahami Al-Quran, mengajarkannya kembali dan mempraktekkan.

*Lamunan setelah membaca terjemahan sural ke 69, surah Al-Haaqqooh

No comments:

Post a Comment