Friday, May 22, 2015

Jerawat

Bismillahirrohmanirrohim

Sekitar 3 bulan terakhir ini, wajah saya di hinggapi jerawat. Awalnya hanya satu dua, lama2 kedua pipi penuh, dan hampir separoh jidat di tutupi jerawat. Awalnya saya cuek, ah paling hilang sendiri. Biasanya kalau berjerawat saat PMS akan hilang dan bekasnya pun hilang.

Kali ini tidak, jerawat besar2, gatal, dan sakit. Sangat mengganggu saya menjalankan hari2 saya. Terutama ketika sujud saat sholat. sujud gak bisa khusuk karena jidat sakit saat menempel sajadah. Juga saat memakai jilbab, jerawat2 yang dipipi terasa sakit saat tersenggol jilbab. Dan suami mulai protes "jerawatmu kok jadi banyak"

Mulai bingung saya, mencoba mencari-cari apa penyebabnya. awalnya saya kira karena saya alergi telor. saya mencoba berhenti makan telor sekitar sebulan...eeee si jerawat masih muncul juga. kemudian saya coba stop konsumsi dairy products, eeee si jerawat masih nongol. Kemudian saya mikir, apa karena jenis kontrasepsi yang saya pakai (IUD Paragard), lalu saya memutuskan untuk melepasnya. Saya research di goolgle, banyak ibu2 dengan paragard mengeluh soal jerawat.

Treatment. Saya nyoba buka amazon buat nyari acne treatment yang halal dan natural. Ketemu fresh made product made in LA, lumayan menolong buat bekas jerawat, tapi si jerawat baru terus bermunculan tiap hari. Kemudian saya google lagi, nyari home remedy buat acne. Saya nyoba minyak kelapa, lemon, air cucian beras, baking soda, cuka apel, saya pakai bergantian. karena saya lebih sering dirumah jadi saya punya waktu.

Dari percobaan tersebut diatas, jerawat dan bekas berkurang, tapi tetep muncul yang baru. Lama-lama saya kok gak tlaten, ngiri juga lihat foto2 di medsos ibu2 mukanya pada kinclong. Saya mikir, mungkin saya perlu semacam suplemen buat kulit. Akhirnya saya buka amazon lagi, saya ketik 'halal skin supplement' muncullah gluta 30000, saya gak baca ingredient nya, saya pikir karena udah pakai kata kunci halal maka hanya produk halal yang muncul. Ternyata setelah datang saya nyoba nyari label halal di boxnya kok nggak ada, lalu saya baca ingredientnya dan ternyata ada bahan dari placenta dan coenzyme q10, saya ragu apakah kedua bahan tersebut halal atau tidak. sedih dan kecewa. sudah nunggu 2 minggu buat barang datang dan keluar kocek ternyata harus membuangnya.

Kemudian saya iseng buka ebay (belum punya acc ebay), saya ketik lagi 'halal acne treatment' kemudian muncul sepaket (sabun muka, toner, krim malam, dan krim siang) ada label halalnya, produk dari Philipina tapi barangnya ada didalam US, saya pikir pasti cepet nyampainya (sudah gak tahan dengan jerawat). Akhirnya saya order. Dalam 3 hari barang nyampe ke saya. Saya coba, hari kedua saya pakai produknya muka saya mengelupas, merah, perih, jerawat makin banyak. Kontan saya panik. Lalu saya coba research lagi kenapa reaksi nya begini. Ada beberapa orang mengatakan itu wajar, seminggu dua minggu pertama reaksinya begitu. Tapi saya takut. Sudah 3 hari ini wajah rasanya panas sekali. Saya tidak tau harus diapain lagi. padahal seminggu terakhir ini juga saya barengin dengan nano spray, tapi wajah makin parah.

Renungan. Baru nyadar, wajah jerawatan gini aja dipikirin siang malam. bukannya sibuk beristigfar, mungkin jerawat di hati lebih banyak. waktu banyak terbuang.

Bismillah, harus fokus lagi dengan prioritas2. jangan hati dan fikiran dikuras oleh jerawat. sabar aja, in syaa Alloh pergi sendiri entar.

Wednesday, December 31, 2014

Maafkan aku cermin2 ku

Bissmillahirrohmanirrohim
Dari Abu Hurairah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ مِرَآةُ أَخِيْهِ، إِذَا رَأَى فِيْهِ عَيْباً أَصْلَحَهُ
Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya.” (Hasan secara sanad)

Bila engkau adalah cerminku, Tempatku mencari bayang agar aku bisa mempercantik diri. Alat yang kujadikan acuan untuk membenahi akhlaq perilakuku. Sarana untuk menscan noda-noda hatiku.
Mengapa aku sering mencelamu, mengutukmu, ingin menjauhimu, dan memecahkanmu.
Sungguh benar kata pepatah "buruk muka cermin dibelah"
Sejatinya, bukan engkau yang tidak jernih, bukan engkau yang tidak mampu memantulkan refleksi yang indah, bukan engkau yang bersalah. 
Namun nyatanya, akulah yang penuh cacat, tubuhku penuh borok, mukaku dijamuri jerawat, rambutku yang kusut tidak terawat. 
Maafkanlah aku yang selalu menudingmu, menyalahkanmu atas segala keburukanku. 
Harusnya kubersihkan diri dulu, memaskeri hatiku agar putih, me-make up-i otakku agar mampu berfikir penuh kasih. 
Biarkanlah aku, beri aku waktu, sampai saatnya nanti aku siap mengaca kembali, dan berucap terimakasih kepadamu oh para cerminku, yang telah menunjuki aku bagaimana bisa mempercantik tubuh, fikiran dan hati ini. 
*suatu siang yang dingin di penghujung 2014

Monday, December 15, 2014

Beranak pinak dan bersuami

Bismillah

Berakar dari keluarga broken home, saya dulu bercita-cita mengabdikan diri buat keluarga, terutama buat anak. Ketika saya kuliah, saya bener-bener serius salah satunya karena pengen mempelajari dasar-dasar perkembangan anak (*jurusan psikologi). Bahkan skripsi saya fokus pada anak gifted (pengen punya anak gifted waktu itu). Sering ketika menelfon kakak-kakak, kami berdiskusi bagaimana kami harus serius menjadi orang tua, merawat dan mendidik anak dengan sepenuhnya, mengenyampikan diri, kalo sudah punya anak, harus fokus pada anak-anak.

Saya juga pernah sekolah dibidang kesehatan sebentar, agar paling tidak bisa melakukan first aid bila anak-anak sakit. Belajar bahasa Inggris mati-matian salah satunya saya pingin anak-anak bisa lancar bahasa Inggris (dulu gak kebayang anak-anak saya bakal lahir dinegara berbahasa Inggris). memberanikan diri belajar nyupir karena saya pingin bisa bawa anak-anak main atau nganter mereka les privat, karena suami pasti kerja. Intinya saya mencoba mempersiapkan diri menjadi ibu yang cekatan, yang mandiri (gak terlalu ngerepotin suami), yang bisa ngerawat dan mendidik anak dengan maksimal.

Dulu ketika sebelum menikah, juga sering membayangkan jadi istri yang pintar di banyak hal, tentunya dalam urusan rumah tangga. Mengabdi pada suami, merawat rumah dengan rapih, mesasak yang cantik dan lezat, pokoknya pengen jadi istri perfect lah. Tidak cengeng, bisa jadi temen curhat suami, bisa mendukung dan menyemangati suami, tidak cerewet, selalu bisa bersabar menerima kekurangan suami, selalu bisa sabar bila suami marah atau suntuk, akan tetap tersenyum ketika suami marah, atapun bisa tegar dihadapan anak ketika sedang berselisih dengan suami.

Ya, semua itu yang saya persiapkan dan saya impikan. Tapi hidup berumah tangga itu bukan dalam angan-angan, ini praktek hidup nyata, sering kali berbenturan dengan yang kita inginkan atau kita rencanakan. Masalah datang bertubi silih berganti. Bicarakan, jangan dipendam, biar tidak menumpuk dan akhirnya seperti bom waktu, yang bisa meledak setiap saat.

Dari awal pernikahan sebaiknya bisa saling jujur mengenei kekurangan masang-masing. Bisa mentoleransi, mengerti dan memaafkan kekurangan pasangan. Namun, diri juga harus peka dan rajin memperbaiki diri untuk pasangan. Jangan marah atau defens ketika dikritik. Segera minta maaf dan perbaiki diri. Mengenyampingkan ego, keinginan, ataupun hobi pribadi. karena sekarang sudah tidak bertanggungjawab tetntang keberadaan diri sendiri saja. Tapi ada anak, ada pasangan.

Ketika pasangan salah, atau anak berulah jangan langsung naik pitam, tahan dulu. Fahami mengapa mereka salah, mengapa mereka berulah, jangan langsung menghukum atau menghujat. Kalo tidak bisa menahan, tinggalkan mereka sejenak, kalaupun anak menangis, biarkan tinggalkan sebentar. Tata hati dan fikiran, tarin nafas pelan, berwudhu, baca istigfar. Ketika sudah tenang baru temui untuk menyelesaikan.

Karena kalau langsung bereaksi (kalau reaksinya salah) pada suami, malah akan menimbulkan pertengkaran yang hebat, akan menimbulkan penyesalan, akan bisa menyakiti, kata ustad Nouman, sangat mudah buat kita untuk berkata kasar atau menyakiti orang dekat (keluarga), orang yang seharusnya kita hormati Suami) dan sayangi (anak-anak) lebih dari orang lain. Sangat mudah memasang muka manis dan berkata sopan dan lembut kepada orang baru kita temui (pengen meng impres), namun sulit untuk melakukan hal-hal tersebut kepada orang-orang terdekat kita. What is wrong with us?

Hormatilah dan sayangilah suamimu. Di menit Ijab qobul, dia mengambil alih tanggung jawab atas dirimu dari bapakmu. Dia harus menafkahimu, merawat, dan mendidikmu, padahal dia tidak berhutang apa-apa pada bapakmu. Dia meninggalkan ibunya tempat bermanja, untuk tinggal bersamamu dan memanjakanmu. Dia menomorduakan sahabat dan saudaranya karena ingin menomorsatukanmu, menemanimu, mengahbiskan waktu bersamamu. Maka INGAT, bila dia salah sedikit saja, jangan lupakan beban dipundaknya atas dirimu dan anak-anakmu, jangan lupakan semua kebaikan dan pengorbanannya hanya karena satu kesalahan yang dia perbuat. Jangan menceritakan aibnya pada siapa saja. Kalau kamu perlu curhat atau konsultasi pastikan kepada orang terdekat.

I love you Aa, semoga Alloh mempermudah aku untuk menjadi istri dan ibu sholehah. Aku memohon ampun kepada Alloh atas kecerobohanku selama menjadi istri dan ibu dari anak-anakmu. Maafkan aku Aa ku.



Bukan pelajaran sejarah

Bismillah

Dulu, sekarang kadang-kadang juga masih, ketika membaca terjemahan Al-Qur'an, atau ketika mendengarkan tafsir Al-Qur'an, atau ketika mendengarkan Siroh Nabawiyah, atau ketika mendengarkan kisah-kisah nabi dan kaum terdahulu, masih terkesan seperti mendengarkan dongeng. Atau terasa seperti belajar pelajaran sejarah.

Mengapa masih sulit mengambil contoh, masih sulit mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut. Kadang belajar kisah-kisah karena agar bisa mencerikatan kembali ke anak-anak. Atau bila sedang ngobrol sama rekan bisa menyisipkan kisah-kisah Nabi, agar terkesan lebih religius (Astagfirrulloh). Atau ketika halaqoh atau ada forum debat bisa mengeluarkan kisah-kisah sebagai landasan debat. Tapi tidak mencontoh Perilaku atau tindakan-tindakan Nabi. Tidak mengambil manfaat.  

Mempercayai isi kandungan Al-qur'an seluruhnya, seutuhnya, bukan hanya tentang hukum-hukum saja, adalah bagian dari percaya Al-Qur'an sebagai bagian rukun iman, iman kepada kitab. Demikian juga mempercayai kisah-kisah nabi dan mampu mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut adalah juga bagian dari percaya pada rukun iman, Iman kepada Rosul. Untuk percaya, berarti tidak hanya sebatas mengetahui sebagai pengetahuan, tetapi mengambil pelajaran dan mempraktekkannya.

Ya, semoga dipermudah memahami Al-Quran, mengajarkannya kembali dan mempraktekkan.

*Lamunan setelah membaca terjemahan sural ke 69, surah Al-Haaqqooh

Sunday, December 7, 2014

Huruf Mufakhomah dan Huruf Muroqoqoh

Bissmillahirrohmannirrohim

Dulu waktu kecil ketika belajar ngaji, taunya huruf hijayah itu ya alif ba taa dan seterusnya begitu saja. tidak pernah mengenal istilah huruf tebal (mufakhom) atau huruf tipis (muroqoq). Iya, dulu yang penting bisa mengucap hurufnya sudah beres. bahkan tidak tahu apa itu makroorijul huruf atau sifatul huruf (sampai sekarang masih berjuang untuk memahami sifatul huruf).

Sebenernya mengapa kita perlu faham soal huruf hijayah? Menurut saya pribadi, bila faham ternyata akan lebih mudah untuk mengeluarkan huruf-huruf hijayah tersebut dengan benar. Sebagai contoh, seringnya dulu saya mengira huruf dal dan dzal itu hampir sama. sehingga saya kadang berfikir, aah apa sih bedanya kalo ngucapinnya sama. dal lebih mudah di ucap daripada dzal. ternyata setelah belajar tajwid baru tahu, bahwa Dal dan Dzal harus diucapkan sesuai makhroojnya, kalo tidak bisa merubah arti.

Kembali pada huruf mufakhom dan muroqoq. Pertama kali mendengar istilah mufakhom bisa juga disebut tafkhim, dan muroqoq bisa juga disebut tarqiq, ketika saya bergabung dengan grup tahsin IMSA sister. Ketika kita membahas huruf Ro'. Namun ketika saya ikut mengaji di mesjid dekat tempat saya tinggal, saya belajar sesuatu yang berbeda lagi. Hari pertama saya ikut ngaji, si ustadzah "mengetes" seberapa saya tahu soal tajwid (padahal udah merasa PD kalo saya tahu banyak), beliau langsung tanya apakah huruf Nun itu termasuk huruf mufakhom apa muroqoq. Saya hanya menggeleng. seumur-umur saya belum pernah mendengar istilah ini. Lalu beliau menjelaskan :

Huruf Mufakhomah itu adalah huruf tebal. Huruf yang cara pengucapannya dengan mengangkat pangkal lidah, membuat lidah bagian tengah seperti cekung ke bawah. Huruf 2 tersebut adalah : Kho, Ghoin, Shod, Dhod, Dzho, Tho, Qof. dan Ro (ada ketentuan tersendiri buat Ro, InshaaAlloh saya akan buat bab tersendiri). Dan Juga huruf Lam pada lafadz Alloh.

Sedangkan Huruf Muroqoqoh adalah huruf tipis. Cara pengucappannya dengan membuat lidah kita datar, tidak mengangkat pangkal lidah ataupun membuat cekungan kebawah. Huruf-huruf selain huruf mufakhom akan masuk pada huruf muroqoq.

Teman sekelas saya berasal dari beberapa negara : Syiria, Mesir, Palestina, Afganistan, Pakistan, Arab Saudi, Somalia, dan gurunya sendiri asli Alzajair. Dari 7 orang (termasuk saya) hanya 3 orang yang cara pengucapan huruf Ro nya sama. Itu untuk satu huruf. Dan lain huruf, beberapa dari kami ada perbedaan juga. Ada yang bener2 beda satu sama lain (cara mengucap huruf), ada hanya beda tipis saja. Perbedaan ini timbul karena basic tilawah masing2 negara kadang berbeda. seperti teman yang berasal dari Somali, sepertinya basic beliau kalau ngga riwayat Duri, ya wars saya gak tau pasti. Cara beliau tilawah seperti orang "ndleming" kalo bahasa jawanya. Jadi huruf2 hijayah tidak keluar sempurna, seperti berenang dimulut begitu istilah guru kami. Dan guru kami sendiri basic beliau dari riwayat wars.

Memang riwayat tilawah ada banyak (ada 10 InshaaAlloh), dan dari masing2 riwayat masih ada lagi cabangnya. seperti yang saya pelajari adalah riwayat hafs, dan ternyata riwayat hafs sendiri ada 10 cabang (Target terakhir InshaaAlloh pengen tahu macam2 riwayat).

Catatan penting dari saya (dari pengalaman pribadi), belajar qur'an memang harus "one on one" alias bertatap muka dengan guru langsung. Jadi langsung bisa dikoreksi saat itu juga. Dan kalo bisa belajar dari berbagai sumber, karena guru yang satu dan guru yang lain akan menambah wawasan kita, akan semakin banyak yang mengoreksi cara ngaji kita. Karena telinga satu orang dengan yang lain berbeda. Namun memang harus bertahap. Jangan dalam satu kali belajar ngaji (baca qur'an) ke beberapa guru. Belajar kepada satu guru sampai bagus. Kemudian belajar ketempat lain untuk tambahan.

Dan, memang belajar huruf hijaiyah yang jauh dari lidah kita, butuh waktu butuh proses. Harus sabar. memang untuk sekedar bisa membaca tidak lama. tapi untuk bisa menyelami dalamnya, nikmatnya tilawah, dibutuhkan beberapa waktu. Saya sendiri sudah "agak memaksa diri untuk fokus" belajar tajwid sekitar 3tahun terakhir. Sampai saat itu saya belum faham benar dengan sifatul huruf.

Bukan saya mau mengendorkan semangat pembaca, ingat belajar qur'an itu pahala dan barookahnya banyak. saya tidak akan membahas disini. mungkin lain waktu atau silahkan tanya dengan mbah google.

"Hanya Alloh yang Maha Tahu dan sumber segala ilmu"

Wednesday, July 10, 2013

Catatan Hati ummu Athallah


Ku beri kau nama “Athallah” yang berarti hadiah Allah, agak ummu selalu ingat bahwa engkau ini karunia, bahwa engkau ini kado, bahwa engkau ini titipan, bahwa engkau ini amanah. Agar ummu selalu ingat untuk menjagamu dengan benar, dengan sabar, dengan hati-hati, dengan sungguh-sungguh. Bahwa kelak nanti Allah Subhannahu wta’ala akan minta pertanggungjawaban atas mu. Engkau terlahir suci dengan fitrah, seharusnya ummu bisa menjagamu agar saat engkau kembali dalam keadaan suci pula. Anakku sayang, engkau bukan sekedar hiburan buat ummu, engkau bukan sekedar teman sepi ummu, bukan seperti boneka yang ummu bisa sesuka ummu sayang-sayang atau bentak-bentak. Engkau adalah amanah.
Maafkan ummu, bila belum bisa memahamimu dengan benar, yang masih belum bisa bereaksi dengan benar atas kenakalanmu. Belum bisa bersabar ketika kamu rewel. Tentu engkau tidak nakal, engkau hanya berperilaku sesuai dengan yang kamu tahu, tentu engkau kadang belum bisa memahami mengapa ummu melarang kamu ini dan itu. Namun ummu sering menuntutmu terlalu banyak, ummu selalu menuntut agar kamu langsung bisa mengerti dan memahami bila ummu melarangmu untuk tidak minta permen, karena permen banyak gulanya tidak baik untuk tubuhmu. Ummu selalu memaksamu mau makan apa saja yang ummu kasih meski kamu tidak suka. Bahkan sering ummu bentak kamu, kadang pukul kamu. Maafkan ummu ya nak, maafkan, semoga Allah subhannahu wata’ala juga memaafkan ummu.
Sungguh ummu harus banyak bersabar dan belajar, dan harus selalu ingat, engkau ini lading amal ummu, engkau ini masa depan Islam. Ummu harus bersungguh-sungguh Lillahita’ala merawatmu, menghantarkanmu menjadi abdillah yang benar. Menjadi lelaki penyayang sesama, penyayang keluarga, menjadi penyebar Islam , penyayang ummah. Ummu harus sadar waktu ummu tidak banyak, engkau tumbuh dengan cepat, engkau sudah mudah mengerti banyak hal, engkau sudah meniru banyak, merekam banyak, berbicara banyak. Ummu harus pandai memanfaatkan setiap detik bersamamu untuk membekalimu sebanyak mungkin hal-hal yang kau butuhkan.

Semoga Allah membimbing ummu dan mempermudah langkah ummu untuk menjaga engkau sesuai dengan yang diamanahkan oleh Allah . Aammiinn. I love you anakku. Athallah Hadra Ashari.  

Saturday, March 23, 2013

Jitakan Sabtu siang

"Inget nduk,diatas langit itu masih ada langit"
"Diatas orang pinter itu masih ada orang yang lebih pinter"

"Padi itu semakin berisi semakin merunduk"
"Orang itu semakin berilmu akan semakin banyak sujud"

Jadi jangan merasa sudah pinter, sudah banyak ilmumu, sudah lebih baik dari orang lain. seharusnya semakin banyak ilmumu itu akan membuatmu semakin dekat dengan Penciptamu, semakin membuatmu sayang dengan lingkunganmu, semakin membuatmu mengerti bagaimana bersikap kepada sanak, sodara, dan karibmu, semakin membersihkan hatimu dari sombong; iri;dengki;congak. kalo kamu merasa lebih baik nduk, periksa lagi hatimu, mungkin sedang bengkak. obati nduk sebelum terlambat. banyak ilmu itu seharusnya membuatmu semakin mengerti bagaimana berjalan, bukan makin tersesat nduk.

ilmumu itu sebenarnya seberapa tho? wong belajar juga baru saja. merasa banyak sekolah? sekolah apa nduk? sekolah hidup atau bukan? mungkin mata, telinga, dan fikiranmu sekolah, tapi hatimu belum. rugi nduk,,kamu rugi.

sono banyak tirakat, banyak tafakur, banyak tadzakur. merenung yang benar sebelum hidupmu berakhir sia-sia dengan sombongmu nduk. kalo kamu sombong gimana ilmu yang benar bisa masuk?

sabarlah terhadap kesombonganmu, hilangkan. sujud yang benar, yang khusuk. kamu itu cuma setitik debu, danging yang bisa mondar-mandir sambil nggendong dosa segunung tapi ngga sadar.

#edisiDijitakBapak